17.6.20

// dunia simon & lembar keseratus yang penuh kejanggalan //


beberapa tahun lalu, saya diperkenalkan oleh seorang teman sebuah buku kumpulan cerita pendek bersampul merah muda. sepertinya dia tahu bahwa saya akan menyukai buku itu. maka begitulah saya dipinjaminya untuk beberapa waktu.
selama membaca saya seperti jatuh cinta. bagaimana, ya? seolah semua yang ada di buku ini membuat saya terbuai. sampul, warna, ilustrasi, tatak letak isi, font, dan tentu saja cerita-cerita yang ada di buku ini sangatlah melenakan. bagi saya dunia simon adalah bentuk keindahan. saking indahnya, saya tidak ingin mengembalikan buku ini ke pada yang punya. saya ingin memilikinya.

beberapa waktu kemudian, saya berkunjung ke toko buku pos santa, seolah kami dipertemukan di waktu yang tepat, dunia simon ada di sana. maka saya pun segera membawanya pulang. sepertinya, sejak saat itu dunia simon telah menjadi kesukaan saya. lantaran merasa telah memilikinya maka saya pun bebas ketika ingin membacanya kapan saja, dan ketika ulasan ini ditulis saya telah membacanya untuk yang ketiga kali.

lantas, apa yang membuat saya sangat menyukai dunia simon? sejujurnya hanya ada satu kata yaitu "kepuasan". semua cerita seolah membuat saya tenggelam, mereka menarikku ke dalam perasaan-perasaan yang tidak bisa kujelaskan, barangkali bisa kusebut puitis, sederhana, melankolis, dan manis.

ide cerita pada beberapa kisah yang dituturkan kerap membuat saya bertanya-tanya apakah ini kisah nyata? apakah ini pengalaman pribadi mba tias atau terinspirasi dari curhatan beberapa teman dekat perihal kisah cinta mereka yang kandas? dan yang paling membuat saya sangat jatuh cinta pada buku ini adalah pemilihan kata-kata hingga menjadi puluhan kalimat yang terasa sangat elegan. saya bisa merasakan kesedihan, kerapuhan, dan juga kelegaan melalui kalimat-kalimat yang tidak berlebihan. 


masih dari penulis yang sama maka tentu saja saya tidak akan melewatkannya. melalui unggahan di media sosial pribadinya saya mengetahui bahwa mba tias kembali menerbitkan buku kumpulan cerpen. membacanya judulnya saja telah berhasil membuat saya kembali jatuh cinta, ditambah dengan ilustrasi pada sampulnya yang memanjakan mata.

lembar keseratus yang penuh kejanggalan memiliki suasana yang sama dengan dunia simon, yaitu masih perihal perkara hidup yang penuh kerapuhan dan kerumitan. nyatanya, mba tias selalu mampu mewakili perasaan-perasaan yang kerap sulit dijelaskan. mba tias juga lihai memposisikan diri sebagai tokoh yang ditulisnya. barangkali, karena alasan itu saya sebagai pembaca mampu merasakan dan terhanyut pada apa yang ingin disampaikan di seluruh cerita.

di lain waktu saya pun terkadang seperti menonton sebuah film pendek hanya dengan membaca kisah-kisah yang ditulis mba tias. kedua buku ini memang jauh dari kisah-kisah bahagai, tetapi percayalah sekali kau membacanya, maka kau akan mengulangnya lagi dan lagi. kesedihan dan kegetiran justru terasa indah melalui kedua buku ini. 

*.