Tampilkan postingan dengan label bookreview. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bookreview. Tampilkan semua postingan

25.8.22

// sebab kita semua gila seks //



bagi saya, buku yang baik adalah buku yang memiliki daya tarik tersendiri. daya tarik ini bisa ditemukan melalui sampul, judul, maupun kalimat awal pada halaman pertama. lantas, daya tarik buku ini terletak pada judulnya yang provokatif, ditambah desain sampul yang cukup "mengundang" rasa penasaran.

selama membaca buku ini, saya hanya bisa mengumpat untuk setiap halaman yang kubaca. "anjir! bener banget!". umpatan saya bukannya tidak mendasar. saya menemukan semua hal tentang seks pada buku ini benar adanya. terlepas itu adalah pengalaman pribadi saya sendiri maupun pengalaman orang lain yang pernah kuketahui. nyatanya, perihal tidur bersama tidak hanya sekadar menginginkan enaknya saja. banyak hal yang mengikutinya. embel-embel perasaan yang disertai oleh kebutuhan dan niat dari seks itu sendiri patutnya dipahami. banyak hal yang sebetulnya harus dipelajari sebelum melakukan kegiatan "tidur bersama" ini. segala hal yang menyangkut seks, yang kerap dipandang tidak sopan ketika dibahas, nyatanya bisa memberikan pembelajaran berarti jika digali melalui cara yang tepat.

"berbeda dengan hewan yang melakukan seks untuk bereproduksi, manusia punya banyak motif untuk berhubungan seks."

ketika membaca buku ini, nilai-nilai agama sepertinya harus diabaikan dulu, disertai pemikiran yang harus dibuka selebar-lebarnya. sketsa-sketsa erotis akan sering kau jumpai di tiap pemabahasan. terlebih, dengan bahasa sederhana dan tanpa basa-basi, tulisan ester yang lebih bisa disebut sebagai essai ini terkesan sangat berani dan lagi-lagi provokatif dalam artian baik.

tidak bisa dipungkiri, pembahasan tentang seks masih sangat tabu dewasa ini. padahal, apa salahnya, sih, membahas seks? kupikir, sebaiknya kita harus menormalisasi pembahasan tentang seks. kenapa? karena seks tidak pernah ditemukan pada pembelajaran di sekolah. apalagi dari orang tua di rumah. pembahasan tentang seks dianggap tidak sopan jika disinggung meski secuil. maka, buku ini sepertinya bisa menolong segala ketabuan yang dirasa selama ini.

pemahaman kita tentang seks dan segala macam "misteri" yang selalu saja berusaha disembunyikan agar tidak menjadi pembahasan, berhasil diutarakan di buku ini secara blak-blakan, terlepas dari pengalaman pribadi ester maupun orang-orang di sekitarnya. masalah utama dalam melakukan kegiatan seks adalah bagaimana kita harus lebih konsen tentang kesehatan seks. "tidur bersama" tidak sesederhana kedengarannya. 

satu hal yang pernah saya tuliskan pada sebuah status di media sosial saya, "kalian bebas ngewe. itu urusan kalian. urusan selangkangan adalah ranah pribadi. tapi, please, cerdaslah!" kecerdasan yang kumaksud adalah pemahaman tentang siklus resproduksi dan segala macam hal-hal untuk memproteksi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. yang paling utama adalah kebersihan dan kesehatan organ reproduksi.
*.

23.8.22

// gagal menjadi manusia //



'gagal menjadi manusia" kuselesaikan dalam perjalananku melintasi laut dengan menumpangi kapal pelni, menuju jakarta. buku ini habis kubaca dengan perasaan sedikit menyakitkan sekaligus kosong. barangkali karena si tokoh utama hampir tidak mengalami kesulitan hidup sedikit pun, kecuali konflik di dalam dirinya sendiri ketika harus memikirkan apakah perbuatannya baik atau buruk. yang justru karena hal tersebut dia selalu menyembunyikan diri.

hari-hari oba yozo dijalaninya dengan kegilasahan. kerumitan pemikiran dan bagaimana ia melihat manusia lain tak jarang menimbulkan ketakutan dan kebingungan tersendriri. segalanya berkecamuk, tidak biasa, sulit dipahami, dan jauh dari apa yang disebut kenormalan menurut masyarakat. oba yozo, mengatakan begini,

“bagiku kehidupan berkelompok itu mustahil. ditambah lagi mereka sering mengucapkan bualan-bualan semacam antusiasme jiwa muda dan kebanggan penerus bangsa. dibuat merinding aku tiap kali mendengarnya.”

yang saya sebut menyakitkan adalah bagaimana akhirnya saya menyadari bahwa nyatanya banyak oba yozo lain di luar sana. yakni manusia yang bingung dengan dirinya sendiri, terlena dengan kecemasan dan pikiran-pikiran yang sulit dipahami manusia lain, hingga membuat hidupnya berantakan. lantas, segalanya menjadi lebih rumit ketika sebuah ritme kehidupan berjalan dengan tempo yang cepat. misal, kehidupan di kota besar.

lebih daripada itu, saya menemukan sebuah pengingat melalui kegelisahan yang dituturkan dazai osamu bahwa manusia itu banyak menipu dan berpura-pura. bahkan untuk sekadar membentuk kehidupan sosial pun manusia tak sungkan untuk melabeli diri dengan "tidak menjadi diri sendiri", hanya agar bisa diterima sebagai manusia normal. segalanya menjerumuskan, sulit diperbaiki, dan mungkinkah yang seperti itu membuat kita gagal menjadi manusia?

"sebelum ada yang menyadarinya, aku telah menjadi badut yang ulungseorang anak yang tidak pernah mengucapkan kejujuran dalam kata-katanya."

jika ditelisik dan dipahami lebih jauh, oba yozo adalah bentuk pesimis seorang manusia dalam memandang kehidupan; ketakutan ketika disayangi, ketidakpercayaan, hingga gambaran kekelaman dalam diri seseorang yang mempertanyakan tujuan hidup.

*.

22.7.22

// lebih putih dariku //

 


suatu ketika, pada masa hindia belanda, isah yang merupakan gadis jawa sekaligus putri seorang pembatik di keraton yogya, menolak perjodohan dengan lelaki yang berusia jauh lebih tua darinya. suatu malam di tahun 1900-an, isah melawan keinginan orang-orang yang ada di sekitarnya dan dengan percaya diri memilih keluar dari rumah tempat ia dibesarkan. isah meninggalkan kehidupan lamanya di dalam keraton yang membelenggu, termasuk meninggalkan perempuan yang melahirkannya.

keinginan hatinya yang begitu kuat mengantarkannya ke seorang prajurit belanda. tidak untuk dinikahi, tetapi dijadikan seorang nyai. isah menyadari kedudukannya pada saat itu. ia menyerahkan seluruh hidupnya pada lelaki bernama gey, yang kelak memberinya dua orang putri yang tidak pernah mengenalinya.

sebelum lebih jauh, saya ingin mengungkapkan bahwa betapa istimewanya buku ini. hidup yang dijalani isah begitu menyentuh hingga membuat saya tidak hentinya menitikkan air mata ketika buku ini selesai kubaca. "kasihan, isah!" adalah dua kata yang kuucapkan sembari terus memikirkan nasib hidupnya yang memilukan. berulang kali saya menghela nafas panjang dan berat ketika membayangkan nasib seorang nyai seperti isah yang hidup pada masa itu.

membaca "lebih putih dariku" tidak hanya sekedar membaca sejarah, tetapi kita menyelami pahitnya kehidupan seorang nyai yang diwakili oleh perempuan bernama isah. bahwa harapan indah yang didamba bisa begitu kejamnya menghancurkan tatkala kenyataan menancapkan pilar, memberi nyeri di antara buku-buku. hidup sebagai nyai seperti harapannya tidak berpihak pada pada isah. sayangnya, ia tidak pernah mengetahui itu hingga semuanya terjadi dan menghancurkannya perlahan.

patriarki yang membelenggu pada masa itu menggambarkan status sosial yang sangat memengaruhi kehidupan isah di dalam keraton. keterbelengguan ini tidak berakhir ketika isah meninggalkan kehidupannya di keraton, tetapi masih ia jumpai di kehidupan barunya sebagai seorang nyai. isah seolah tidak bisa mengungkapkan keinginan hati dan melakukan apa yang diinginkan. apa yang dihadapi isah di kemudian hari adalah bentuk kekejaman hidup yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. rasisme pada masa kolonial sangat terang-terangan menjadi jurang pemisah, memutuskan rasa kemanusiaan.

kehidupan isah sebagai seorang nyai semakin tidak berarti ketika gey memutuskan untuk meninggalkannya. memberinya dua orang putri yang segera dipisahkan darinya pada saat itu juga. isah tidak lagi memiliki hak atas kedua putrinya, isah dibuat seolah tidak terlihat, dihapus namanya, dan dibuat tidak pernah ada bagi kedua putrinya. isah seumpama perabot yang hanya menunggu dipindahkan sesuka hati oleh majikannya.

mewakili perasaan isah yang sepanjang usianya terbelenggu kepahitan hidup dan hanya terus menggapai kemungkinan demi kemungkinan yang jauh dari kepastian dan kebahagiaan, "aku harus bagaimana atau harus seperti apa agar diperjuangkan, dicintai, dan dipilih?"

seperti yang telah diketahui, istilah nyai cenderung dipandang negatif. tetapi, lebih daripada itu, kisah tentang nyai seringkali juga adalah sebuah kepiluan. di buku ini perenungan atas segala anggapan tersebut bisa dirasakan melalui penyampaian cerita yang sederhana, sekaligus memberikan kesan yang mendalam. menimbulkan emosi yang mengalir secara alami, seiring bagaimana kisah hidup isah yang mengaduk perasaan hingga halaman terakhir. kisah hidup isah dan nyai-nyai lainnya masih bisa dilihat hingga kini melalui potongan-potongan gambar yang menyimpan sejarah kelam, yaitu perbudakan halus dan mematikan terhadap perempuan.

*.

21.7.22

// garis batas //

 


agustinus wibowo mengisahkan negara-negara pecahan uni soviet serupa dongeng. dengan kalimat-kalimat yang indah ketika mendeskripsikan tajikistan, kirgizstan, kazakhstan, uzbekistan, dan turkmenistan memberikan kita pandangan baru dan pengetahuan yang akhirnya menimbulkan ketakjuban akan budaya dan segala hal yang menyertainya, termasuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi penduduk garis batas. persinggungan dengan negara tetangga tak jarang membuat kehidupan terasa tidak masuk akal sekaligus membingungkan, hingga terasa penuh misteri dan ngeri.

setiap negara memiliki identitasnya masing-masing; mata uang, budaya, bahasa, dan terkhusus makananan yang tersaji di atas meja. meski, semuanya itu masih saja kerap terhubung dengan kapasitas kecil.

garis batas adalah tanda nyata bahwa terdapat kerumitan ketika hendak melintas. ia membentang memberi penekanan untuk segala hal agar tetap mematuhi aturan. nyatanya, garis batas tidak sesederhana yang ditampilan peta di atas kertas.

di balik kehidupan modern yang ditampilkan sebuah negara, nyatanya tersimpan kesulitan hidup. di sebuah garis batas tajikistan, beberapa keluarga mengeluh karena harga untuk bahan pokok makanan terlalu tinggi, pendidikan untuk generasi penerus tidak tersedia, hingga pengangguran layaknya zombie kelaparan yang setiap harinya hanya menjalani nasib tanpa kepastian. perasaanku berkecamuk membaca bagian ini. kesedihan menimbulkan satu pertanyaan, "akan menjadi apa hidup ini kelak, ketika mimpi yang sederhana terasa sangat mewah bagi mereka yang serba terbatas?"

di benak saya selalu tersimpan cerita-cerita dari seseorang tentang keadaan di negeri sendiri yang tak kalah memilukannya. sembari membaca buku ini saya kembali mengingat cerita-cerita jauh yang pernah dikisahkan olehnya. bahwa ketika masyarakat ibu kota sibuk membangun relasi atas dasar keuntungan dan keegoisan semata, di garis batas indonesia yang bahkan letaknya tidak bisa kubayangkan, ada banyak pasang mata dan tangan yang masih menggapai-gapai mimpi sederhana, dan bahkan mereka tidak pernah mengenal deretan abjad.

lebih daripada itu, banyak kesederhanaan hidup yang bisa membuat kita merasa bahwa apa yang dimiliki saat ini, oleh kalian yang membaca ini, adalah sebuah kemewahan. dan saya merasa malu untuk semua yang kumiliki.

kesulitan-kesulitan tersebut tentu saja dipengaruhi oleh birokrasi yang tidak bersahabat. meski demikian, jika berhasil berjalan lebih jauh melewati perbatasan yang pelik sekaligus menegangkan itu, pembaca akan menemukan kehangatan dan keramahan di mana rasa kekeluargaan terasa sangat nyata. sambutan disertai senyum hangat dari masyarakat setempat seolah menggugurkan keletihan dan mengubur kesulitan yang telah ditemui ketika melewati garis batas.

"garis batas" adalah kisah perjalanan yang sangat menyenangkan. saya menikmatinya. tulisan agustinus wibowo terasa ajaib. saya terkagum-kagum bahwa betapa hebatnya agustinus wibowo mencari makna diri dengan menyeberangi banyak negara, suku, dan kebudayaan. hingga mucul pertanyaan, "mengapa harus ada garis batas?"

melalui kisah-kisah dan foto-foto yang dilampirkan pada setiap negara membuat saya berpikir bahwa dunia ini sangatlah luas. keberagaman sangat nyata adanya. misal, agama islam di indonesia berbeda dengan islam di tajikistan, kirgizstan, kazakhstan, uzbekistan, dan turkmenistan. dari keberagaman itu setidaknya masing-masing masyarakat di beberapa negara memiliki keyakinan yang tersimpan jauh di lubuk hati.

ketika akhirnya bisa bertemu langsung dengan agustinus wibowo di acara MIWF tahun ini, saya banyak belajar dari semua hal yang bisa ditangkap oleh mata dan telingaku pada saat itu. bagaimana sebuah perjalanan adalah poses untuk berkembang. memahami diri sendiri melalui orang-orang yang ditemui. agustinus wibowo tidak hanya keluar dari zona nyaman, beliau mencari dan akhirnya menemukan makna di setiap tempat yang disinggahi.

*.

15.7.22

// educated //

"an education is not so much about making a living as making a person."

sebelum membeli buku ini, terlebih dahulu saya membuka halaman goodreads untuk sekadar membaca komentar-komentar dari pembaca. dari beberapa komentar yang kubaca akhirnya memberikan saya keyakinan untuk membelinya. buku ini membuat saya tertarik karena judulnya. seolah menjanjikan kisah yang memukau, ketika saya tidak begitu tertarik lagi dengan genre fiksi.

setiap halaman dari apa yang disampaikan tara westover selalu membuat saya penasaran perihal apa saja yang akan ditemuinya untuk keputusan-keputusan yang dibuat. terlebih, ketika ia baru pertama kali menginjakkan kaki di sebuah ruang kelas. jadi, tara terlahir dari keluarga ekstrimis. saya bisa membayangkan bagaimana rasanya dibatasi, tidak dibebaskan untuk memilih. bahkan untuk hal-hal sederhana, seperti mendatangi dokter ketika sedang sakit. jika ditelisik lebih jauh, sang ayah adalah sumber penderitaan.

karena batasan dari ayahnya, tara dan saudara-saudaranya tidak diizinkan bersekolah. ayahnya memiliki pandangan berbeda tentang dunia; tidak percaya dokter, apalagi pemerintah. tetapi semakin dewasa tara merasa harus menemukan dunia yang lebih baik dari kehidupannya selama ini. atas desakan saudaranya, tara memberanikan diri melawan dan memutuskan untuk bersekolah tepat di usia tujuh belas tahun.

ketika akhirnya bisa bersekolah, tara seperti menemukan dunia baru. banyak perspektif lain yang ditemukan, yang tentu saja berasal dari orang-orang yang ditemuinya, lingkungan baru, dan pelajaran baru. seolah tara muak dengan semua doktrin yang berasal dari ayahnya, maka ia memilih mencari dan menemukan sendiri. belajar memilih dan memisahkan pengetahuan sebelumnya dengan hal-hal baru yang ditemuinya. seiring semua proses yang dilaluinya, tara juga melalui gejolak dalam pencarian jati diri. tentu saja, bayang-bayang keluarga yang ingin ia lepaskan terus membayangi. sang ayah, seolah tidak ingin melepaskan tara begitu saja. bagi ayahnya, tara saat itu adalah seorang pendosa dan harus disucikan. terkesan seperti lelucon dan memuakkan.

kisah tara westover yang berhasil meraih gelar doktor di tengah drama keluarga dan trauma masa lalu yang seolah menelannya hidup-hidup, tidak hanya membuat kita membayangkan dan ikut merasakan semua gejolak itu, tetapi juga mengajari kita yang membaca bahwa selalu ada pilihan dalam hidup. kita hanya perlu meyakini pilihan itu. dan juga, terkadang, menjauh dari orang-orang yang dicintai adalah pilihan terbaik. kita tidak perlu menyerahkan seutuhnya diri ketika perasaan mengatakan ada jalan terbaik. bukankah kita masih bisa mencintai seseorang meski harus mengucapkan selamat tinggal?

ucapan selamat tinggal akhirnya melayangkan kenangan masa lalu dan memberi ruang untuk masa kini. tara westover memilih untuk membebaskan diri dari kemelekatan yang tidak erat lagi. kisahnya ini adalah sebuah bentuk pendidikan yang super kompleks. pendidikan di sekolah sangat berbeda dengan pendidikan yang ditemui di tengah keluarga dan orang-orang di luar itu. kesedihan, trauma adalah juga bagian dari pendidikan. memberikan kita bentuk baru seiring bagaimana kita mempelajari segalanya.

*.

11.7.22

// cinta terakhir baba dunja //




usia baba dunja sudah sangat tua, wataknya yang berani, kuat, bijaksana, dan keras kepala, telah menjadikannya orang pertama yang memilih kembali ke kampung halamannya, tschernowo. orang-orang menyebut tempat itu adalah zona radioaktif. letaknya di ukraina dan dekat lokasi bencana chernobyl. baba dunja tidak sendiri pada kepulangan itu, beberapa orang lainnya mengambil keputusan yang sama. 

"aku sudah tua, tak ada lagi yang bisa membuatku terpapar radiasi, dan kalaupun terpapar, itu bukan akhir dunia."

baba dunja tetap pada pendiriannya untuk kembali meski anaknya yang seorang dokter bedah telah melarangnya berkali-kali. sepanjang saya membaca novel pendek ini, saya terbayang sebuah kota yang sepi dengan nuansa gelap di mana-mana. persis seperti serial jerman "dark" yang ditayangakan di netflix. tak jarang, beberapa orang berbaju pelindung lengkap berkunjung ke tschernowo untuk melihat dampak bencana tersebut terhadap keseharian dan kesehatan orang-orang yang memilih kembali.

kehidupan yang dijalani baba dunja di tschernowo adalah bentuk kesederhanaan; berkebun, memelihara ayam, memasak, dan berbincang dengan tetangga. kehidupan baba dunja sangat sedikit tersentuh fasilitas modern. saya terkadang iri dengan kehidupan seperti itu. bisa dikatakan, bahwa masa tua seperti itu yang kuinginkan. hal lainnya yang menyentuh saya adalah baba dunja terbiasa membawa bekal ketika mengunjungi anaknya di luar kota, lebih memilih buah-buahan sehat dibanding makanan dengan tambahan pemanis. kupikir, baba dunja sangat peduli kesehatan dan lingkungan. 

meski di sisi lain ia kerap terlibat pertengkaran kecil dengan tetangga lainnya, tetapi baba dunja adalah potret individu untuk melihat bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dari apa yang diinginkan. termasuk cinta. hubungan baba dunja dengan oarang-orang di sekitarnya bukanlah potret kerukunan, ada momen sentimentil sekaligus rapuh di antara mereka tetapi dengan hal tersebut, cinta bisa bertumbuh. baba dunja pernah memiliki suami. suaminya telah lama meninggal dan dia merasa baik-baik saja dengan itu. lebih baik baginya hidup sendiri daripada bersama suami yang tidak berguna. terlebih anak-anaknya telah pindah dan membangun kehidupan masin-masing. salah satu hal yang bisa menghibur baba dunja adalah dia kerap menerima surat dari cucunya, tetapi baba dunja tidak bisa membacanya karena ditulis dalam bahasa lain.

kisah baba dunja menimbulkan efek hangat di dada seperti ketika kau menyesap teh hangat di sore hari. baba dunja mengajarkan kita bahwa kita bisa hidup apa adanya. sebuah kata "cukup" memegang peranan penting baginya.

novel pendek ini adalah salah satu kisah terbaik yang pernah kubaca. kecintaan baba dunja terhadap rumahnya, meski dipandang tidak waras, adalah bagian terkuat dari keseluruhan kejadian. atau jika ingin lebih serius, kita bisa mengartikan kisah ini dengan sudut pandang lain, yaitu serupa sarkasme dengan topik yang lebih serius, berupa kerinduan terhadap ketenangan sebuah rumah. melalui karakter baba dunja yang eksentrik sindiran pedas itu terwakilkan.

kisah baba dunja diakhiri dengan kalimat yang benar-benar indah,

"dan kemudian saya mendorong pintu dan sekali lagi saya pulang."

29.5.22

// honjok: seni hidup sendiri //


sebelum menulis lebih banyak tentang "honjok: seni hidup sendiri", terlebih dahulu saya ingin memberitahukan bahwa buku ini adalah salah satu yang berhasil membantu saya memulihkan luka batinku. lantas saya jadi berpikir bahwa barangkali akan menyenangkan jika hidup sendiri saja (?). tentu saja itu adalah keputusan yang dilandasi berbagai pemikiran dan pertimbangan. tidak mudah membuat keputusan besar dalam hidup.

honjok, memiliki arti "suku penyendiri", adalah istilah yang populer di korea sejak tahun 2017. sesuai artinya, honjok lebih mengantar kita untuk memahami bagaimana hidup sendiri di tengah tuntutan masyarakat saat ini. seperti, membangun rumah tangga, memiliki anak, pekerjaan mapan, dan berbagai hal yang dianggap "normal" di masyarakat.

tentu saja, hal-hal seperti itu adalah bentuk kesenangan hidup yang selalu dipandang ideal. tetapi, terkadang apa yang terlihat dan apa yang begitu diinginkan tidak akan semudah itu terwujud. sebut saja, kesempatan kerja yang kurang, hubungan percintaan yang selalu kandas, dan kondisi fisik yang kerap membuat perempuan sulit mengandung. hal tersebut hanyalah contoh kecil yang menjadi penyebab gaya hidup penyendiri menjadi lebih dipilih ketimbang berurusan dengan hal-hal formil yang pada akhirnya sulit diciptakan dan membuat frustrasi.

lantas, apa yang disuguhkan buku ini adalah bagaimana menyikapi dan mengatasi kesendirian tanpa perlu merasa kesepian, bagaimana menikmati waktu untuk sendiri dengan kepuasan di dalam diri bahwa segalanya baik-baik saja, dan fokus kepada diri sendiri menyembuhkan luka batin agar menjadi pribadi yang berkembang. lebih daripada itu, honjok adalah hidup untuk diri sendiri. dalam artian hadirnya kebebasan memilih untuk bepergian tanpa harus bergantung pada keputusan atau pendapat orang lain.

buku ini juga telah memicu saya untuk menulis tentang bagaimana saya pernah begitu kuatnya menggantungkan beberapa hal yang ada di hidup saya kepada seseorang, termasuk perasaan. berkaitan dengan buku ini, sayang ingin lebih personal; tentang kesendirian dan kesepian yang secara bersamaan pernah menelan saya bulat-bulat.

bahwa saya pernah sangat yakin kepada seseorang yang pada saat itu kucintai. hidup dan seutuhnya perasaan yang kupunya akan aman sekaligus nyaman jika bersamannya. tetapi takdir dengan segala upaya yang pernah ada memiliki porsi masing-masing. kami cukup sampai di situ. nyatanya, sepuluh tahun yang kami habiskan bersama tidak menjamin apa-apa.

kejadian yang tiba-tiba itu membuat saya terpukul. seolah saya tidak lagi memiliki pegangan. hingga beberapa waktu, untuk beberapa hal yang terbiasa diselesaikan olehnya malah kubiarkan begitu saja. saya seolah tidak memercayai orang lain untuk mengurusnya. lantas, saya ditelan kesendirian, kesepian, dan seolah tidak bisa melakukan apa-apa. sungguh efek yang buruk. saya begitu terlena hingga tidak menyadari bahwa saya sebenarnya mampu menghadapi kenyataan. saya dibutakan rasa kehilangan yang mengoyak.

butuh waktu lama hingga saya menyadari bahwa kesendirian dan kesepian yang kualami harus diakhiri. saya boleh sendiri tetapi tidak harus selalu dibarengi kesepian. lagi-lagi penerimaan dan kesadaran adalah hal pertama yang kulakukan. bersamaan dengan itu, saya menemukan buku ini. terlepas bagaimana sangat melekatnya saya kepadanya di waktu lalu, perlahan membuat saya belajar untuk melepaskan ikatan. menyadari potensi diri dan belajar untuk menyelesaikan beberapa hal yang sanggup kuselesaikan sendiri.

hal lain yang kulakukan pada masa-masa pemulihan itu adalah mencoba membuka diri untuk satu dua oarang baru. tetapi tidak berhasil. sejujurnya, saya tidak memahami penyebabnya. ketika saya mencoba melakukan yang terbaik yang kubisa, nyatanya itu tidaklah cukup. malahan, saya mempertanyakan kualitas diri, apakah saya cukup baik untuk seseorang? atau apakah standar dalam memilih pasangan telah berubah?

banyak kekecewaan akhirnya membuat saya berpikir bahwa sendiri adalah hal terbaik yang bisa kulakukan. bersama seseorang malah menimbulkan tekanan. saya jadi takut terluka dan mengulang fase yang sama berulang kali. melelahkan. keheningan lingkungan dan pikiran adalah yang paling kubutuhkan saat itu. barangkali tidak apa-apa jika bersikap defensif untuk hal-hal yang bisa membuat bahagia. sesekali kita harus egois untuk ke(nya)amanan diri sendiri.

*.

20.5.21

// kronik burung pegas //


sebelum menulis tentang buku ini, terlebih dahulu saya ingin berterima kasih dan bangga kepada diri sendiri karena sanggup menyelesaikan novel dengan tebal hampir seribu halaman ini dalam kurun waktu dua minggu. di samping itu, saya ingin mengatakan bahwa novel ini kubaca pada 2019, tetapi baru sempat menulis resensinya pada 2021 lol. bayangkan, bahwa saya memiliki tanggung jawab moral yang berhubungan dengan novel ini. pertama, tanggung jawab untuk membaca. kedua, menulis apa yang saya rasakan setelah membaca.

saya juga ingin mengatakan bahwa saya adalah penyuka tulisan murakami, maka suatu aspek tersendiri kenapa saya begitu betah membaca novel ini. seperti novel murakami yang lain, yang tidak jauh-jauh dari misteri, novel ini juga tidak kalah menarik untuk diikuti. petulangan okada yang berurusan dengan hal-hal misterius menjadi sangat menarik untuk diikuti. tetapi, tidak menutup hadirnya perasaan bosan di antaranya. perlu kutegaskan bahwa membaca novel ini akan membawamu ke sebuah petualangan yang aneh dan panjang. siapkan tekad yang bulat agar tidak berhenti di tengah-tengah. lantas, bagian yang membosanka itu terasa tidak relevan. sebut saja, ketika kreta kano dan tokoh lainnya menceritakan kisah hidupnya, yang tidak memiliki benang merah dengan cerita utama yang disajikan. 

maka, kisah bermula ketika okada menemukan sebuah rumah kosong dan sumur aneh dengan rahasia yang tersimpan. kemudian, dia menemukan bukti perselingkuhan istrinya, lalu munculnya seorang gadis aneh disusul hilangnya kucing okada secara tiba-tiba. yang terakhir adalah okada mendapati sebuah tompel muncul di pipinya. semua keganjilan yang dirasakan okada saling berbenturan dan membawanya menghadapi sebuah keresahan dalam menjalani hari-hari. lantas, semakin lama okada menyadari bahwa semua itu bukanlah kebetulan. semuanya saling terkait, menggerogoti dan mengerat bagai benang kusut.

kesan yang selalu ditemukan dari tulisan murakami adalah absurditas. sulit diterima apalagi dicerna. dan lucunya, semua kerumitan perasaan yang telah dilalui akan tampak secara jelas pada beberapa bab terakhir yang seolah menjadi bagian utama dari keseluruhan cerita. tidak perlu disesali, sebab jika kalian memercayai bahwa sebuah proses adalah kunci dari segalanya maka akan hadir kepuasan untuk waktu-waktu yang telah dilalui untuk novel ini.

salah satu karakteristik khas tulisan murakami adalah sangat detail dengan rincian yang mendalam. terkadang saya merasa bahwa apa yang disampaikan murakami seolah nyata dan pernah terjadi. sang tokoh utama seolah hidup dan berada di belahan bumi lain sedang menjalani kehidupannya.

hal terakhir adalah "kronik burung pegas" mungkin saja akan membuat bingung dengan kisah dan hal-hal ganjil yang dialami okada, terlebih hadirnya plot twist ternyata tidak begitu memuaskan. bagi saya yang menyukai tulisan murakami karena permainan kata-kata yang digunakan, akan merasa baik-baik saja untuk hasil akhirnya. lantas, satu hal yang masih membuat saya bertanya-tanya hingga tulisan ini hadir adalah kenapa harus burung pegas?

*.

// convenience store woman //

 


"bagiku diam adalah cara terbaik, seni hidup yang paling rasional untuk menjalani hidup. meski di buku laporanku tertulis "bertemanlah dan perbanyak main di luar", aku bersikukuh dan tidak pernah berbicara lebih daripada yang diperlukan."

"convenience store woman" menghadirkan kisah seorang perempuan bernama keiko furukara yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan bekerja di sebuah minimarket. sejak kecil, keiko memiliki pribadi yang tidak normal. keiko butuh penyembuhan dan harus dibenahi agar mudah berinteraksi dengan orang lain. setidaknya, itu yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk keluargnya sendiri. namun, bagi keiko tidak ada yang salah dengan dirinya. maka ia berusaha meyakinkan semua orang bahwa dirinya baik-baik saja.

bekerja di sebuah minimarket ternyata mampu membuat keiko semakin merasa nyaman dengan dirinya sendiri. terlepas dari bagaimana ia dipandang oleh orang lain. di minimarket tersebut keiko seolah menjadi dirinya seutuhnya. baginya, minimarket adalah dunia lain di mana ia bisa tidak memedulikan anggapan orang-orang.

saking cintanya keiko kepada minimarket, hingga di usia 36 ia masih saja bekerja di tempat itu. ia seolah telah menyatu dengan segala hal yang ada di dalamnya. rak penuh makanan warna-warni, suara mesin kasir, hiruk pikuk obrolan pengunjung yang sibuk memilih belanjaan, hingga interior minimarket yang membuatnya seolah berada di rumah sendiri. segalanya adalah sumber kebahagiaan keiko. tetapi, rasa nyaman juga kerap membunuh, bukan?

"ketika pagi datang, aku kembali menjadi pegawai minimarket, bagian dari masyarakat. inilah satu-satunya cara agar aku bisa menjadi manusia normal."

selalu ada celah untuk menghakimi. maka setelah melewati waktu bertahun-tahun menjadi pegawai minimarket, keiko kembali dihadapkan pada sebuah anggapan bahwa bekerja di minimarket hingga usia 36 tahun adalah sebuah ketidakwajaran. terlebih status lajang yang dijalaninya. padahal bagi keiko ia tidak pernah gusar untuk hal-hal seperti itu. keiko seolah dipaksa untuk mengikuti sebuah aturan hidup normal di mata masyarakat.

kemudian, hadirnya seorang laki-laki dalam kehidupan keiko membuatnya merasa bahwa hidupnya telah dikacaukan. di waktu bersamaan keiko menyadari apakah ia harus mengikuti pola hidup yang dianggap normal bagi orang-orang atau tetap bertahan pada sebuah kenormalan versi dirinya. keiko mengalami dilema untuk keluar dari zona nyaman yang memberinya rasa aman selama bertahun-tahun.

setelah membaca kisah keiko saya dibuat bertanya-tanya perihal terlihat normal itu seperti apa? apakah dengan mengikuti aturan yang telah dibuat ratusan tahun lalu sudah bisa dianggap normal? atau normal itu adalah menjadi versi terbaik dan merasa nyaman dengan diri sendiri? kenapa terlihat berbeda dianggap tidak normal? 

satu kejadian yang pernah membuat saya dianggap tidak normal adalah ketika saya mengambil waktu sejenak untuk tidak bermedia sosial, instagram. saya berkenalan dengan seseorang lantas orang itu menanyakan apakah saya memiliki instagram, maka saya menjawab "tidak punya.", sudah kuduga bahwa orang itu akan heran, "kenapa di zaman sekarang tidak punya instagram?" katanya sambil tertawa. saya tidak menjawab, lantas hanya ikut tertawa seolah saya setuju bahwa tidak memiliki instagram adalah hal lucu.

padahal jauh di pikian saya, "apa salahnya tidak memliki isntagram? apakah instagram adalah suatu kewajiban agar dianggap normal?" maka sebuah pertanyaan yang telah menjadi template dalam menjalani hidup yang seolah ditujukan untuk siapa saja yang dipandang tidak mengikuti aturan adalah "kenapa kita dinilai aneh dari perbedaan yang kita miliki?", "kenapa pilihan yang kita anggap benar tetapi berbeda dari orang-orang selalu dianggap tidak normal?"

terdapat makna mendalam dari semua perkataan keiko dalam novel ini yang seolah menjadi kritik sosial yang banyak dialami oleh orang-orang yang dianggap tidak normal lantaran tidak mengikuti aturan yang telah dibuat. novel ini mampu menyampaikan semua keluh kesah itu dengan sangat gamblang.

*.

28.8.20

// animal farm //

 


di sebuah peternakan, sang babi tua yang dijuluki major adalah visioner. ia memiliki mimpi bahwa semua binatang yang ada di peternakan tempat ia berada harus hidup bebas tanpa aturan manusia. katanya manusia itu serakah, manusia itu jahat, dan manusia itu menindas. maka ia pun menggerakkan bintanag lainnya untuk bersatu melawan sang pemilik peternakan. menggulingkan sang penindas!

dengan rencana yang matang dan strategi yang kuat maka sang major dan semua binatang berhasil menggulingkan sang pemilik. tetapi, seperti tak habis perkara setelah tertindas, begitu kekuasaan berpindah tangan, kawanan binatang pun kembali menemui masalah. nyatanya, mengurus peternakan tak semudah yang dibayangkan. masalah kepemimpinan menjadi faktor yang tak bisa terhindarkan.

perpecahan antar kawanan pun terjadi ketika kedua babi yang telah menang atas sang pemilik peternakan terlibat perselisihan; saling curiga, dan beberapa aturan yang telah disepakati pun dilanggar. semua itu tidak lain didasari oleh perebutan kekuasaan.

barangkali buku ini adalah contoh satir bahwa hal-hal semacam itu juga kerap terjadi pada dunia manusia. bahwa secara keseluruhan, animal farm seperti mewakili kehidupan kita saat ini. jika melihat hingga ke bagian dalam, bisa dikatakan bahwa buku ini mengkritik kehidupan politik. meski demikian, membacanya tidaklah memusingkan dan juga tidak membuat dahi mengkerut. namun, terasa lezat, cepat, dan seolah tak ingin berhenti.

"makhluk-makhluk di luar memandang dari babi ke manusia, dan dari manusia ke babi lagi; tetapi mustahil mengatakan mana yang satu dan mana yang lainnya."

dari kutipan di atas, setidaknya kita bisa merasa bahwa seharusnya manusia dan binatang memiliki perbedaan yang sangat mendasar. yaitu akal dan pikiran. tetapi, nyatanya, terkadang manusia juga bertindak seperti binatang; saling memanusiakan manusia kerap diacuhkan. jika sudah seperti itu, apakah naluri binatangisme yang mengambil peran?

*.

17.6.20

// dunia simon & lembar keseratus yang penuh kejanggalan //


beberapa tahun lalu, saya diperkenalkan oleh seorang teman sebuah buku kumpulan cerita pendek bersampul merah muda. sepertinya dia tahu bahwa saya akan menyukai buku itu. maka begitulah saya dipinjaminya untuk beberapa waktu.
selama membaca saya seperti jatuh cinta. bagaimana, ya? seolah semua yang ada di buku ini membuat saya terbuai. sampul, warna, ilustrasi, tatak letak isi, font, dan tentu saja cerita-cerita yang ada di buku ini sangatlah melenakan. bagi saya dunia simon adalah bentuk keindahan. saking indahnya, saya tidak ingin mengembalikan buku ini ke pada yang punya. saya ingin memilikinya.

beberapa waktu kemudian, saya berkunjung ke toko buku pos santa, seolah kami dipertemukan di waktu yang tepat, dunia simon ada di sana. maka saya pun segera membawanya pulang. sepertinya, sejak saat itu dunia simon telah menjadi kesukaan saya. lantaran merasa telah memilikinya maka saya pun bebas ketika ingin membacanya kapan saja, dan ketika ulasan ini ditulis saya telah membacanya untuk yang ketiga kali.

lantas, apa yang membuat saya sangat menyukai dunia simon? sejujurnya hanya ada satu kata yaitu "kepuasan". semua cerita seolah membuat saya tenggelam, mereka menarikku ke dalam perasaan-perasaan yang tidak bisa kujelaskan, barangkali bisa kusebut puitis, sederhana, melankolis, dan manis.

ide cerita pada beberapa kisah yang dituturkan kerap membuat saya bertanya-tanya apakah ini kisah nyata? apakah ini pengalaman pribadi mba tias atau terinspirasi dari curhatan beberapa teman dekat perihal kisah cinta mereka yang kandas? dan yang paling membuat saya sangat jatuh cinta pada buku ini adalah pemilihan kata-kata hingga menjadi puluhan kalimat yang terasa sangat elegan. saya bisa merasakan kesedihan, kerapuhan, dan juga kelegaan melalui kalimat-kalimat yang tidak berlebihan. 


masih dari penulis yang sama maka tentu saja saya tidak akan melewatkannya. melalui unggahan di media sosial pribadinya saya mengetahui bahwa mba tias kembali menerbitkan buku kumpulan cerpen. membacanya judulnya saja telah berhasil membuat saya kembali jatuh cinta, ditambah dengan ilustrasi pada sampulnya yang memanjakan mata.

lembar keseratus yang penuh kejanggalan memiliki suasana yang sama dengan dunia simon, yaitu masih perihal perkara hidup yang penuh kerapuhan dan kerumitan. nyatanya, mba tias selalu mampu mewakili perasaan-perasaan yang kerap sulit dijelaskan. mba tias juga lihai memposisikan diri sebagai tokoh yang ditulisnya. barangkali, karena alasan itu saya sebagai pembaca mampu merasakan dan terhanyut pada apa yang ingin disampaikan di seluruh cerita.

di lain waktu saya pun terkadang seperti menonton sebuah film pendek hanya dengan membaca kisah-kisah yang ditulis mba tias. kedua buku ini memang jauh dari kisah-kisah bahagai, tetapi percayalah sekali kau membacanya, maka kau akan mengulangnya lagi dan lagi. kesedihan dan kegetiran justru terasa indah melalui kedua buku ini. 

*.

10.5.20

// le petit prince //




"manusia," kata pangeran cilik, "mereka menjejalkan diri ke dalam kereta api kilat, tetapi lupa apa yang mereka cari."

saya pernah menonton film the call of the wild tentang bagaimana seekor anjing bernama buck yang memasuki dunia baru setelah diculik dan membuatnya terpaksa menghadapi ancaman dan ketidaknyamanan hingga akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. pada akhirnya, buck menjadi majikan untuk dirinya sendiri. ia adalah penguasa untuk dunianya sendiri. lantas, hubungan antara film dan buku ini adalah keduanya sama-sama menyadarkan kita bahwa kita harus bahagia dan merasa cukup untuk hidup yang kita jalani. buku le petit prince adalah bentuk kecerdasan. buku ini mengajak kita merenung tentang apa yang kita miliki. tentu saja, menjalani apa yang telah ditakdirkan tak selamanya mulus dan akan selalu ada benturan, tetapi hidup harus terus berjalan.

buku le petit prince mengisahkan seorang pangeran cilik dari sebuah planet bernama asteroid B-612. planet itu ditumbuhi pohon baobab, ada juga bunga mawar yang dianggap istimewa oleh sang pangeran, serta beberapa gunung api yang berukuran kecil. sang pangeran begitu memuji sang bunga mawar yang membuatnya rela melakukan apa saja. namun, perasaan itu tidak bertahan lantaran sang bunga mawar memiliki sifat yang angkuh. sang pangeran pun akhirnya merasa lelah dengan hal tersebut dan memutuskan pergi. kepergiannya tersebut justru menjadi awal sebuah perjalanan yang membuatnya menemukan hal-hal baru yang belum pernah ditemuinya.

perjalanan tersebut sangatlah luar biasa bagi sang pangeran. ia berpindah dari satu planet ke planet lain, dan di planet-planet tersebut ia menemukan segala hal yang membuatnya berpikir dan mempertanyakan segala hal yang dimiliki oleh manusia. misal, di planet pertama, ia bertemu dengan raja yang sangat berkuasa dan tentu saja segala perintah raja tersebut harus dituruti. di planet kedua, ia bertemu dengan seseorang yang sangatlah sombong dan gila pujian. di planet berikutnya, ada seorang pemabuk. di planet keempat, sang pangeran bertemu dengan seseorang yang selama bertahun-tahun hanya menghitung bintang. di planet kelima, ia bertemu dengan seorang penyulut lentera. penyulut lentera bertugas memadamkan lentera yang menjadi penanda bahwa malam telah tiba, dan menyalakannya kembali ketika tiba waktu pagi. pada bagian ini, sangat ditegaskan bahwa aturan alam semesta harus tetap berjalan, misal pergantian siang dan malam.

di planet keenam, sang pangeran bertemu dengan ahli bumi. namun, sayangnya sang ahli bumi tidak memiliki penjelajah sehingga ia tidak mengetahui hal-hal apa saja yang ada di planetnya. sang ahli bumi menyakini bahwa seorang penjelajah yang bohong hanya akan membawa bencana di dalam buku-buku ilmu bumi. hingga pada akhirnya, sang pangeran tiba di planet ketujuh, yaitu bumi. alih-alih bertemu dengan manusia, sang pangeran justru menemukan kebun bunga mawar yang membuatnya teringat dengan bunga mawar yang ditinggalkannya. selain kebun bunga, sang pangeran juga bertemu dengan seekor rubah. sang rubah mengatakan bahwa manusia sangatlah menyusahkan, mereka mempunyai senapan dan suka berburu. tak ada yang menarik dari manusia. tetapi karena sang pangeran sedang mencari teman maka keduanya pun menciptakan pertalian.

"aku mencari teman. apa artinya jinak?"
"sesuatu yang sudah terlalu lama diabaikan," kata rubah. "artinya menciptakan pertalian..."
"menciptakan pertalian?"
"tentu," kata rubah. "buatku, kamu masih seorang bocah saja, yang sama dengan seratus ribu bocah lain. dan aku tidak membutuhkan kamu. kamu juga tidak membutuhkan aku. buat kamu, aku hanya seekor rubah yang sama dengan seratus ribu rubah lain. tetapi, kalau kamu menjinakkan aku, kita akan saling membutuhkan. kamu akan menjadi satu-satunya bagiku di dunia. aku akan menjadi satu-satunya bagimu di dunia..."

ada satu hal yang menarik buat saya, buku ini mengisahkan tentang kasih sayang. dilihat dari cerita awal, bahwa sang pangeran memiliki bunga mawar yang dengan sepenuh hati telah dirawat. namun, ia meninggalkannya begitu saja. dalam perjalanannya ia mencari dan menemukan banyak hal, termasuk mencari teman baru yang bisa mengisi kekosongannya. sang pangeran juga bertemu dengan banyak bunga mawar akan tetapi hanya ada satu bunga mawar yang penting baginya; bunga mawar yang telah ia kenali baik dan buruknya.

"kamu menjadi bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan."

selayaknya anak kecil, yang selalu bertanya dengan pemikiran ajaib. maka pangeran cilik dalam buku ini mewakili seluruh anak-anak yang ada di dunia bahwa tidak masalah ketika seorang anak kecil kerap melontarkan banyak pertanyaan. bersamaan dengan itu, nyatanya, orang dewasa memang sangat sulit dipahami. dengan bahasa sederhana, buku le petit prince membuat kita menyadari bahwa segala sesuatu sebaiknya dibuat sesederhana mungkin seperti bagaimana seorang anak kecil melihat dunia; apa adanya dan indah. terlebih, buku ini juga mengingatkan kita bahwa keberanian, kepekaan, dan tanggung jawab untuk segala hal yang dilakukan adalah bagian yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

*.

// ziarah //


"saudara bertanya apa yang saya ketahui, hah? yang saya ketahui adalah, dan hanyalah: SAYA MENCINTAI ISTRI SAYA-A-A-A...!!!"

suatu hari seorang pelukis ingin bunuh diri karena lukisannya ternyata mampu memikat semua orang hingga mengakibatkan ia bingung dengan materi yang berlimpah. dengan kebingungan tersebut, ia bertekad melompat dari lantai dua sebuah gedung. namun, sayang sekali, niat bunuh diri itu tidak berhasil lantaran pada kejadian selanjutnya ia malah menimpa seorang gadis. alih-alih mati, sang pelukis justru menemukan seorang istri yang kelak sangat dicintainya sekaligus membuatnya sangat merana ketika sang istri mati. hari pernikahan keduanya sangatlah membahagiakan semua orang. banyak karangan bunga berdatangan hingga memenuhi jalan kota.

8.5.20

// rumah rindu //


tiang-tiangnya
terbuat dari apa?
kau menunggu

di teras depan
tak ada jawaban
kau menunggu

teguh alasnya
terbuat dari apa?
kau bersetia

rangkaian kata-kata di atas adalah bait-bait awal dari puisi rumah rindu (hal. 21).

apa yang bisa dilakukan jika pintumu sudah lama tidak mendapat ketukan? selain rindu kau hanya bisa bersetia hingga yang kau rindukan pulang. nyatanya, perasaan rindu selalu menghadirkan debar yang lambat. ia tidak tergesa karena sedang menunggu.

jika kau bertanya buku puisi rumah rindu berisikan apa? maka akan kujawab bahwa ia menyimpan kenangan, harapan, keyakinan, dan waktu yang akan selalu maju sembari menunggu saat-saat untuk kembali bertemu. maka di beberapa halaman kau pun akan mendapati bahwa segala hal yang ada di sekitarmu mampu menghadirkan rindu yang hangat seperti segelas teh manis di sore yang hujan.

keadaan bisa saja tak membiarkanmu mengobati rindu, kau bisa saja membenci sekaligus menyukainya. tetapi penantian dan setia adalah bentuk lain dari sebuah harapan yang kau yakini kelak akan menyusun kembali bagian dari dirimu yang porak poranda. kau bersetia bagai kelopak bunga yang berserah pada angin. meyakini bahwa semua akan menjadi indah di waktu yang tepat.

*.

// frankenstein //


bagaimana jadinya jika kau menciptakan sesuatu tetapi apa yang terjadi dan nampak malah tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan? tentu saja bisa dipastikan bahwa kau akan kecewa dan marah. kau mengutuk dirimu sendiri karena menciptakan hal yang buruk dan busuk. maka itulah yang dirasakan victoryang jeniusketika mendapati kenyataan bahwa apa yang telah diciptakan dari otak dan tangannya malah membuatnya menyesal tak berkesudahan. menyedihkan bahwa terkadang hal-hal indah dan menyenangkan yang dibayangkan sebelumnya ternyata mengandung banyak kemungkinan.

1.5.20

// vegetarian //


apa yang salah dengan menjadi seorang vegetarian? tidak ada. tetapi di korea selatan, dan mugkin di seluruh dunia, hampir semua makanan yang dikonsumsi merupakan olahan daging. maka ketika yeong-hye tiba-tiba menjadi vegetarian seluruh keluarganya menentang. semuanya menjadi kacau, hubungan yeong-hye dengan orang tuanya tidak lagi seindah dulu, pernikahannya berakhir, dan hubungan dengan saudaranya menjadi renggang. sejujurnya, tidak ada yang salah dengan menjadi vegetarian. yeong-hye hanya menentukan pilihan, tetapi pilihannya malah dianggap tidak masuk akal.

10.4.20

// perempuan di titik nol //


sudah lama saya ingin membaca perempuan di titik nol, maka ketika saya menyambangi sebuah toko buku dan melihat buku ini di salah satu rak, tentu saja, segera kupindahkan ke tumpukan buku lain yang akan kubawa ke kasir.

kemudian apa yang saya rasakan ketika membaca paragraf awal yang juga menjadi permulaan kisah seorang perempuan bernama firdaus yang diceritakan oleh nawal el-saadawi adalah saya terbius. seolah saya tidak bisa berhenti membaca hingga akhir. jika boleh jujur, buku ini begitu memabukkan dan meracuni pikiran. isu feminisme sangat ditonjolkan dan memang sengaja dibuat seperti itu.

7.3.20

// layla majnun //


siapa yang tak mengenal layla majnun? sepertinya hampir sebagian besar penduduk di bumi mengetahui segila apa cinta qays kepada layla yang membuatnya benar-benar menjadi gila. karena kegilaannya itu, maka nama qays berubah menjadi majnun yang berarti "gila".

// sayap-sayap patah //


"ia, tamu yang sedang berangkat pulang..."

selma dan gibran yang seharusnya bersama malah dipisahkan. bukan, bukan karena salah satunya berkhianat, akan tetapi takdir selalu tak bisa ditebak. selma harus mengikuti keinginan sang ayah untuk dinikahkan dengan orang lain yang dipandang memiliki derajat tinggi.

2.3.20

// kim ji-yeong lahir tahun 1982 //


pertama-tama, buku kim ji-yeong lahir tahun 1982—yang juga telah difilmkan, merupakan buku yang dikabarkan menjadi sebuah kontroversi di korea selatan lantaran kuatnya aroma feminisme yang dibahas. sementara di korea selatan sendiri, isu kesetaraan gender ternyata masih dianggap tabu. maka dengan keberanian penuh, cho nam-joo berusaha untuk memperlihatkan bahwa sebagian perempuan ada yang bernasib tidak bahagia lantaran isu-isu tersebut.