berdasarkan penuturan faisal oddang, “tiba sebelum berangkat” merupakan lakuan spiritual bagi beberapa orang bugis sebelum bepergian jauh. termasuk saya sendiri; dalam hal ini, sebelum berangkat meninggalkan rumah saya selalu membayangkan sudah berada di tempat tujuan sedang melakukan kegiatan-kegiatan sesuai rencana saya. tidak lain adalah demi keselamatan hehe.
bagi saya, buku ini sangat menarik. tokoh utamanya ialah Mapata, seorang lelaki yang bercerita tentang dirinya sendiri selama proses menjadi “bissu” (sebutan untuk pendeta bugis). namun, di samping itu, Mapata juga memiliki orientasi seksual. yang lebih menarik adalah kisah Mapata ini dibalut sejarah tentang Sulawesi Selatan; pada masa itu setiap orang dipaksa memeluk agama islam oleh beberapa ormas.
Faisal menuliskan pada bagian akhir buku bahwa kisah Mapata ini adalah fiktif, tetapi bagi saya ini terasa nyata. Seorang Mapata disekap oleh Ali Baba dan Sumiharjo si penjual organ, dan setelah telinga dan lidahnya dipotong, Mapata menuliskan cerita masa lalunya ketika masih kanak-kanak hingga dia menjadi bissu. setiap lembar dari buku ini sangat penting, setiap cerita yang dituliskan Mapata melalui suratnya terasa menyedihkan. hingga di akhir Faisal menyuguhkan penghabisan cerita yang mengejutkan. ah, Sumiharjo, sial*n!!!
terakhir, yang paling menarik perhatian saya sejak pertama kali melihat buku ini adalah sampulnya; font yang digunakan hingga warna-warna pada ilustrasinya sangat menarik perhatian saya hehe ๐ธ
*.