sersan ipi, adalah polisi yang gemar perkelahian. silvy, si gadis sekolah menengah atas dan yatim piatu. romo yosef, pastor muda sekaligus penanggungjawab sebuah sekolah menengah atas bernama santa helena. am siki, yang tersohor setelah bebas dari tahanan jepang, lantaran berhasil membakar satu kamp kerja paksa. martin, seorang mantan perwira. linus, pemerkosa yang rela mati demi negara. atino, pemuda yang dipenuhi amarah dan balas dendam. dan maria, merupakan seorang aktivis pembela perempuan.
banyaknya tokoh dengan karakter yang unik, serta konflik masing-masing, sempat membuat saya merasa bingung dan sedikit sulit masuk ke cerita. padahal, pada bab pertama, saya langsung merasa nyaman. tapi kebingungan ini tidak berlangsung lama. karena pada akhirnya, gaya penulisan felix berhasil membuat saya tidak bisa berhenti membaca.
dan juga, melalui novel orang-orang oetimu saya baru mengetahui bahwa ada sebuah tempat bernama oetimu di nusa tenggara timur. kemudian, apa yang menarik dari orang-orang oetimu?
felix k. nesi, menulis tentang orang-orang eotimu dengan mengambil latar masa penjajahan belanda, portugis, jepang, bahkan hingga masa prajurit militer indonesia menguasai wilayah oetimu. melalui tokoh-tokoh yang dihadirkan, felix memberikan gambaran bahwa pada masa itu, penyalahgunaan kekuasaan pernah menjadi bagian dalam kehidupan orang-orang oetimu.
tidak hanya dari negara, bahkan penyalahgunaan ini juga ditemukan pada seorang romo. dimulai dari kegemarannya memerkosa hingga tidak mengindahkan sesuatu yang betul-betul seharusnya dilakukan—sebagai penanggung jawab sekolah. hal ini mengakibatkan orang-orang miskin tidak bisa mendapatkan pendidikan, lantaran biaya sekolah yang diwajibkan sangatlah mahal.
novel orang-orang oetimu secara tidak langsung juga merupakan media untuk mengkritik bagaimana kekerasan pada masa itu merupakan hal biasa yang dilakukan oleh penguasa-penguasa di daerah terpencil. selain itu, termasuk juga bagaimana sebuah paham yang diyakini oleh masyarakat lokal berhasil dipatahkan. contoh yang saya ingat adalah, peraturan mengubah jagung menjadi nasi sebagai makanan pokok.
"jagung dan singkong adalah makanan nenek moyang kita. nenek moyang kita bodoh dan punya gizi yang buruk, sebab mereka hanya makan jagung dan singkong. jangan biarkan kita mewarisi kebiasaan yang salah dan keliru ini. mari, mari kita mulai makan nasi."
dan ajakan tersebut disiarkan selama bertahun-tahun. di saat yang sama, hal di atas membuat saya tertawa geli. peristiwa lain yang juga menjadi salah satu budaya kekerasan orang-orang oetimu adalah budaya menonton pertandingan piala dunia, di mana pendukung tim bola yang kalah kerap tidak bisa menerima kekalahan dan terkadang berujung dengan perkelahian dengan pendukung tim yang menang.
secara keseluruhan, novel orang-orang oetimu ditulis dengan padat, plot yang loncat-loncat, serta alur cerita yang susah ditebak. meski begitu, buku ini tetap bisa dinikmati. selain itu, novel ini juga seks(i) tanpa sensor dan liar. oh, saya juga ingin menyampaikan bahwa sampul dari novel ini sangatlah keren dan merupakan salah satu desain sampul novel kesukaan saya di tahun 2019.
*.