"kadang-kadang yang perlu kita lakukan adalah menyerah pada apa yang diinginkan hati kita. berani melepaskan luka-luka masa lalu supaya kita bisa hidup lagi. berani terluka lagi untuk bisa mencintai."
negeri para roh ditulis berdasarkan kisah nyata untuk mengenang kehilangan dan mengabadikan yang telah pergi. adalah lima orang kru televisi yang ditugaskan meliput kehidupan masyarakat asmat di papua. lantas, siapa sangka perjalanan tersebut mengubah mereka selamanya. di mana terkadang kenyataan yang pada akhirnya terjadi malah tidak sesuai dengan apa yang diinginkan hati.
kelima kru memiliki peran masing-masing. senna sang ketua tim yang selalu tegas. totopras penguasa lapangan yang kerap khawatir. sambudi seorang kameramen handal yang sangat menggunakan logikanya untuk setiap tindakan. hara seorang presenter baru yang tidak mendapat kepercayaan dari sambudi bahwa ia bisa. dan terakhir adalah bagus, yang juga seorang kameramen dan lebih sering menampakkan sikap canggung kepada hara.
di suatu hari, dalam sebuah perjalanan menuju timika, perahu yang mereka tumpangi dipukul ombak dan terbalik, lantas memuntahkan semua penumpang. kru yang selamat tak bisa mengelak dan melawan bahwa hidup mereka bisa berakhir hari itu.
"itu sebabnya kita pulang. pada orang-orang yang mengingat kita. pada orang-orang yang kita ingat. membuktikan sekali lagi bahwa di hati mereka paling tidak kita abadi."
meski ditulis berdasarkan kisah nyata, akan tetapi oleh rosi l. simamora, memberikan sedikit pengembangan pada bagian tokoh dan kisah asmaranya. namun, untuk tragedi yang menjadi fokus utama dalam kisah ini sepertinya ditulis dengan benar-benar menggambarkan kejadian sebenarnya yang terjadi hari itu. di mana, bagus sang kameramen tidak pernah kembali, bahkan ditemukan pun tidak.
di bagian akhir, saya bisa merasakan bahwa kru yang tersisa pada perjalanan tersebut berusaha memulihkan perasaan terluka, kehilangan, dan kalah yang hingga bertahun-tahun tidak bisa mereka lupakan. terlebih bagi hara, ada perasaan tidak ikhlas yang mengganggu atas kepergian bagus, hingga bertahun kemudian, selamat tinggal akhirnya baru bisa diucapkan.
dengan gaya penulisan yang sederhana dan berlimpah kosakata, maka negeri para roh berhasil memberikan kenyamanan yang seolah tidak ingin menyudahi bacaan. dan juga yang paling menarik adalah bagaimana cara berpikir, sikap dan budaya suku asmat betul-betul dijelaskan dengan sederhana dan mudah dipahami.
saya seperti membaca bacaan yang komplit. di mana sebuah budaya dari suku asmat dibalut dengan kisah yang banyak memberikan pelajaran. tentang memaafkan dan kehilangan yang perlu diikhlaskan. ketakutan yang harus dilawan. keyakinan yang harus dijalani, masa lalu yang seharusnya dilepaskan, dan berdamai dengan diri sendiri.
"hanya manusialah yang mudah berubah. oleh peristiwa. oleh usia. oleh luka. oleh ucapan. oleh perlakuan manusia lainnya. bahkan oleh hal-hal yang tidak ingin kita terima, dan lepaskan."
*.