tiang-tiangnya
terbuat dari apa?
kau menunggu
di teras depan
tak ada jawaban
kau menunggu
teguh alasnya
terbuat dari apa?
kau bersetia
rangkaian kata-kata di atas adalah bait-bait awal dari puisi rumah rindu (hal. 21).
apa yang bisa dilakukan jika pintumu sudah lama tidak mendapat ketukan? selain rindu kau hanya bisa bersetia hingga yang kau rindukan pulang. nyatanya, perasaan rindu selalu menghadirkan debar yang lambat. ia tidak tergesa karena sedang menunggu.
jika kau bertanya buku puisi rumah rindu berisikan apa? maka akan kujawab bahwa ia menyimpan kenangan, harapan, keyakinan, dan waktu yang akan selalu maju sembari menunggu saat-saat untuk kembali bertemu. maka di beberapa halaman kau pun akan mendapati bahwa segala hal yang ada di sekitarmu mampu menghadirkan rindu yang hangat seperti segelas teh manis di sore yang hujan.
keadaan bisa saja tak membiarkanmu mengobati rindu, kau bisa saja membenci sekaligus menyukainya. tetapi penantian dan setia adalah bentuk lain dari sebuah harapan yang kau yakini kelak akan menyusun kembali bagian dari dirimu yang porak poranda. kau bersetia bagai kelopak bunga yang berserah pada angin. meyakini bahwa semua akan menjadi indah di waktu yang tepat.
*.