12.12.18

// what i talk about when i talk about running //


“tidak peduli seberapa banyak semangat dan usaha yang dilakukan, jika kamu tidak punya bakat sastra sama sekali, kamu tidak akan bisa menjadi seorang novelis.” hlm. 87

jika kau bermimpi menjadi seorang penulis maka salah satu cara adalah bacalah buku ini terlebih dahulu!


selain menjadi seorang penulis, ternyata murakami juga seorang pelari jarak jauh dan what i talk about when i talk about running serupa buku harian seorang murakami dalam menggeluti dua dunia tersebut; menulis dan berlari.



bagi murakami, berlari adalah obsesinya. dengan berlari dia bisa menemukan kebebasan berpikir. saya, sebagai orang yang pernah memiliki rutinitas berlari setiap hari, maka secara personal saya sejutu dengan hal tersebut. selama berlari, tidak ada hal lain yang hadir dalam kepalamu selain hal-hal yang tampak indah dan menyenangkan. seperti melihat dirimu di masa depan dengan angan-angan yang telah terwujud. dengan berlari kau bisa merasakan sensasi yang berbeda, seolah semua beban dalam hidupmu jatuh dan rontok kemudian hilang (untuk sementara).


jadi, apa yang dibicarakan murakami ketika berbicara tentang berlari? kemudian, kenapa harus membaca buku ini jika ingin menjadi penulis? pertama-tama, bagi murakami, menulis dan berlari memiliki kesamaan, yaitu membutuhkan latihan dan fokus.


untuk mencapai garis finish tepat waktu maka yang dibutuhkan seorang pelari adalah berlatih dan fokus. sama halnya jika kau ingin menjadi penulis hebat, maka yang harus kau lakukan adalah kedua hal tersebut, terlepas apakah kau memiliki bakat atau tidak. jika bakatmu sedikit dan pas-pasan, tentu saja kau membutuhkan lebih banyak berlatih dan fokus. selain itu, menulis dan berlari juga membutuhkan daya tahan.

“jika kamu berkonsentrasi menulis selama tiga hingga empat jam sehari dan merasa kelelahan setelah seminggu melakukannya, kamu tidak bisa menulis karya yang panjang. seorang penulis fiksi — atau yang setidaknya berharap bisa menulis sebuah novel — membutuhkan tenaga untuk berkonsentrasi setiap hari selama setengah tahun, satu tahun, atau dua tahun.” hlm. 88

bagaimana agar memiliki daya tahan untuk menulis banyak dan duduk lama? tentu saja dengan berolahraga (tidak mesti berlari), karena murakami tidak terlalu menyukai berinteraksi banyak dengan orang lain maka olahraga yang bisa dilakukannya adalah berlari. berlari bisa dilakukan seorang diri, bukan? dan tidak memerlukan perlengkapan khusus.


membaca karya murakami yang satu ini terasa sangat personal. maksud saya, banyak perasaan baru yang hadir ketika saya membacanya. seperti apa kabar mimpi saya yang sejak dulu sekali ingin menjadi penulis. apa kabar naskah tulisan saya yang sejak sepuluh tahun lalu sempat kutulis dan tak pernah lagi kusentuh hingga hari ini. dan yang lebih penting, kapan terakhir kali saya berlari demi menjaga agar tubuh tetap fit dan tidak gampang lelah (selain itu, untuk menjaga berat badan agar tidak ngelunjak haha).


selain berbicara hal-hal tersebut di atas, murakami juga berbicara tentang bagaimana menjadi tua dan menerima diri apa adanya, serta memaksimalkan apa yang dimililiki.

“saat semakin tua, kamu akan belajar untuk bahagia dengan apa yang kamu miliki. itulah salah satu dari sedikit hal baik dengan menjadi tua.” hlm. 97

setelah membaca buku ini tentu saja saya menemukan banyak pemikiran baru. banyak harapan dan semangat yang mendadak tumbuh dalam kepala saya. barangkali, saya akan selalu membutuhkan buku ini karena kenapa tidak? buku ini layak menjadi pegangan!

*.