9.1.19

// angela //


waktu itu, saya sedang berada di salah satu toko buku di kota depok, iseng mencari buku yang kiranya bisa saya baca dengan antusias. kemudian, tanpa sengaja saya menemukan angela di rak paling bawah. kenapa saya tertarik? karena, pertama, sampulnya sangat meyakinkan bahwa ini adalah buku yang bagus. kedua, karena sebuah tulisan yang ada di sampulnya. bunyinya seperti ini,

"kisah nyata tentang anak kecil yang bertahan hidup dalam kemiskinan"


seketika saya merasa WOW, saya harus memiliki buku ini. dan dengan harapan yang besar tentang kisah yang disuguhkan penulis maka saya berjalan ke kasir untuk membawanya pulang.


ternyata, saya tidak langsung membacanya saat itu juga. seperti biasa, ada jeda yang lumayan panjang sejak saya membelinya di tahun 2016 untuk mulai membacanya di 2018 akhir. apakah saya menyesal karena keterlambatan tersebut? ya, sangat menyesal! karena kisah dalam angela sangat mengagumkan!!!

saya mengalami proses yang tidak biasa ketika membaca buku ini. banyak perasaan yang dihadirkan oleh penulis. sementara itu, saya juga melakukan sedikit pencarian informasi tentang siapakah anak kecil yang kisahnya dituliskan dengan begitu mengagumkan seperti ini? di luar dugaan yang membuat saya terkejut. ternyata, kisah dalam angela ini adalah kisah masa kecil seorang frank mccourt, si penulis, dan angela adalah nama ibu kandungnya.

frankie (nama kecilnya) yang pada waktu itu berusia empat tahun baru pindah dari New York ke Irlandia mengalami masa-masa sulit. frankie sebagai anak pertama yang memiliki banyak adik--yang secara perlahan satu per satu meninggal karena penyakit--dan seorang ayah pengangguran sering kali tidak memiliki apa-apa untuk kebutuhan sehari-hari. makanan, pakaian, sepatu, adalah sesuatu yang tidak bisa mereka miliki dengan layak. yang membuat saya kesal adalah kebiasaan mabuk-mabukan sang ayah--di mana setiap mendapatkan upah dari kerja serabutannya--seolah lupa bahwa ia memiliki anak dan istri yang sepanjang waktu selalu kelaparan dan menunggunya pulang ke rumah.

bisa dibilang kehidupan mccourt pada saat itu sangat menyedihkan, tetapi ia menyajikannya dengan sedikit sentuhan humor. seperti ketika frankie memakai pakaian neneknya yang sudah meninggal karena tidak memiliki pakaian ganti, sehingga menyebabkan bibi aggie marah. kemudian kemarahan bibi aggie makin menjadi ketika mengetahui bahwa frankie mencuci pakaiannya dengan sabun pembersih kamar mandi :D

meski demikian, ada beberapa bagian yang diceritakan mccourt yang membuat saya menitikkan air mata, sekaligus merupakan bagian kesukaan saya karena berhasil meremukkan perasaan;

ketika sepatu frankie dan malachy (adiknya) rusak, sang ayah menambal bagian bawahnya dengan ban bekas; kemudian ketika frankie menemukan sisa makanan paman pat yang hanya remah dan minyak yang menempel di pembungkus makanan, frankie melahapnya dengan sangat rakus hingga tidak ada lagi sisa minyak dan remah yang menempel; dan yang terakhir adalah meskipun bibi aggie galak dan seolah membenci keluarga frankie, tetapi pada akhirnya bibi aggie malah membelikan frankie kemeja baru pada hari pertamanya bekerja sebagai pengantar surat :'')

cita-cita seorang frankie pada waktu itu sangat sederhana, ia mendambakan bisa memiliki pekerjaan dengan upah beberapa pound perminggu agar bisa menikmati film-film di bioskop, makanan yang cukup, dan pakaian yang layak. selain itu, mimpi frankie yang lain adalah suatu hari ia bisa pergi ke amerika.

angela menceritakan tentang kekuatan bertahan di tengah keterbatasan, mengajarkan kesabaran dan kerja keras, memberitahumu bahwa pernah ada sebuah keluarga yang mengalami masa-masa sulit tetapi tetap tabah, sekaligus menyadarkanmu bahwa apa yang kaumiliki saat ini sangat patut untuk kausyukuri. setelah membaca bukunya, saya lalu melanjutkan dengan menonton filmnya yang berjudul angela's ashes. dan entah itu membaca buku maupun menyaksikan filmnya tetap saja saya menitikkan air mata untuk bagian-bagian kesukaan saya.

pada bagian akhir, frankie yang sudah berusia remaja akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk pergi ke amerika dan adiknya, malachy, masuk ke sekolah musik. namun, kisahnya tidak berakhir di situ. kabarnya ada buku kedua dan ketiga untuk kisah mccourt ketika ia sudah berada di amerika. saya penasaran seperti apa mccourt menjalani hari-harinya di sana hingga ia bisa menjadi penulis dan seorang yang sukses.

*.