setelah membaca “24 jam bersama gaspar” gue diem; yeah diem dan mikir ini endingnya gimana yah? lalu gue kembali ke halaman sebelumnya, ke halaman sebelumnya lagi, lagi dan lagi. tapi tetep aja gak ngerti ๐
tapi bukan armandio namanya kalo gak bikin bingung ✌️
sama seperti buku sebelumnya “kamu: cerita yang tidak perlu dipercaya” maka gaspar pun seperti itu; sulit. dan sepertinya, armandio menulis tanpa perlu menuntut para pembaca untuk mengerti. seperti menonton “pulp fiction” menurut saya. tugas armandio cuman membelah; menuang; lalu menulis apa yang ada di kepala; sinisme.
di akhir cerita gue tersentuh dengan gaspar; tipe lelaki yang tak kenal takut dan maut, akan tetapi kesepian. sebuah cerita yang ringan, menyenangkan dan nagih. covernya keren yah? iya.
*.