novel O ini, gini lho eemmm…
pertama; terlalu banyak karakter hingga tokoh utama sampe cerita utamanya gak keliatan. banyak hal yang sebenernya gak perlu diceritain; seperti kaleng sarden kosong dan revolver yang bisa berbicara.
kedua; seperti novel eka yang lain yang pernah gue baca, ini juga liar. dalam artian sesungguhnya. penggunaan kata-katanya seenak-hati-dan-pikiran-eka-aja hahaha.
ketiga; setiap bab punya cerita berbeda dengan tokoh yang berbeda jadi berasa kayak kumpulan cerita pendek yang dijadiin satu. tapi benang merahnya tetap keliatan meski agak gimana gitu, maksudnya si O ataupun Entang Kosasih kerap diceritain separagrap doang itupun di akhir bab.
keempat; plotnya terlalu lambat. kite udah lelah sebelum klimaks hahahhahaa.
kelima; semua karakternya unik; tp si Entang Kosasih ini cukup bikin gue kesel; tipe keras kepala.
keenam; gue rada bingung sebenernya maksud dari novel ini. tapi pas gue selese baca cuman satu kalimat yg muncul di kepalaku gue; “semua manusia adalah binatang.” iya gitu. secara keseluruhan menyenangkan, imajinasi seorang eka luar biasa sekali.
*.