20.5.21

// kronik burung pegas //


sebelum menulis tentang buku ini, terlebih dahulu saya ingin berterima kasih dan bangga kepada diri sendiri karena sanggup menyelesaikan novel dengan tebal hampir seribu halaman ini dalam kurun waktu dua minggu. di samping itu, saya ingin mengatakan bahwa novel ini kubaca pada 2019, tetapi baru sempat menulis resensinya pada 2021 lol. bayangkan, bahwa saya memiliki tanggung jawab moral yang berhubungan dengan novel ini. pertama, tanggung jawab untuk membaca. kedua, menulis apa yang saya rasakan setelah membaca.

saya juga ingin mengatakan bahwa saya adalah penyuka tulisan murakami, maka suatu aspek tersendiri kenapa saya begitu betah membaca novel ini. seperti novel murakami yang lain, yang tidak jauh-jauh dari misteri, novel ini juga tidak kalah menarik untuk diikuti. petulangan okada yang berurusan dengan hal-hal misterius menjadi sangat menarik untuk diikuti. tetapi, tidak menutup hadirnya perasaan bosan di antaranya. perlu kutegaskan bahwa membaca novel ini akan membawamu ke sebuah petualangan yang aneh dan panjang. siapkan tekad yang bulat agar tidak berhenti di tengah-tengah. lantas, bagian yang membosanka itu terasa tidak relevan. sebut saja, ketika kreta kano dan tokoh lainnya menceritakan kisah hidupnya, yang tidak memiliki benang merah dengan cerita utama yang disajikan. 

maka, kisah bermula ketika okada menemukan sebuah rumah kosong dan sumur aneh dengan rahasia yang tersimpan. kemudian, dia menemukan bukti perselingkuhan istrinya, lalu munculnya seorang gadis aneh disusul hilangnya kucing okada secara tiba-tiba. yang terakhir adalah okada mendapati sebuah tompel muncul di pipinya. semua keganjilan yang dirasakan okada saling berbenturan dan membawanya menghadapi sebuah keresahan dalam menjalani hari-hari. lantas, semakin lama okada menyadari bahwa semua itu bukanlah kebetulan. semuanya saling terkait, menggerogoti dan mengerat bagai benang kusut.

kesan yang selalu ditemukan dari tulisan murakami adalah absurditas. sulit diterima apalagi dicerna. dan lucunya, semua kerumitan perasaan yang telah dilalui akan tampak secara jelas pada beberapa bab terakhir yang seolah menjadi bagian utama dari keseluruhan cerita. tidak perlu disesali, sebab jika kalian memercayai bahwa sebuah proses adalah kunci dari segalanya maka akan hadir kepuasan untuk waktu-waktu yang telah dilalui untuk novel ini.

salah satu karakteristik khas tulisan murakami adalah sangat detail dengan rincian yang mendalam. terkadang saya merasa bahwa apa yang disampaikan murakami seolah nyata dan pernah terjadi. sang tokoh utama seolah hidup dan berada di belahan bumi lain sedang menjalani kehidupannya.

hal terakhir adalah "kronik burung pegas" mungkin saja akan membuat bingung dengan kisah dan hal-hal ganjil yang dialami okada, terlebih hadirnya plot twist ternyata tidak begitu memuaskan. bagi saya yang menyukai tulisan murakami karena permainan kata-kata yang digunakan, akan merasa baik-baik saja untuk hasil akhirnya. lantas, satu hal yang masih membuat saya bertanya-tanya hingga tulisan ini hadir adalah kenapa harus burung pegas?

*.