12.6.15

// i hate everything (?) //

(bogor, juni 2015)


berminggu-minggu hingga berbulan-bulan ke depan, barangkali kegiatan saya masih itu-itu saja. kuliah, kuliah, dan kuliah. namun sejak tiga hari yang lalu saya diserang flu, kupikir itu merupakan hal yang biasa. sehari saya masih bisa bertahan dengan tidur dan tidak ke kampus. hari kedua saya merasa sudah agak baikan, dan meski kepala saya masih sakit saya memutuskan untuk ke kampus, tentunya dengan wajah yang layu. namun setelah kelas selesai saya merasa sakit kepala dan flu saya makin menjadi. maksudnya, saya tidak tahan untuk pulang ke kosan dan tidur. namun terlebih dahulu saya mampir ke apotek dan membeli beberapa makanan. mengingat saya tidak mempunyai makanan apa pun di kosan. yah, lantaran saya menjalani program diet dengan olahraga kecil-kecilan setiap kali bangun tidur dan tentu saja mengurangi cemilan.

menelan obat tiga kali sehari mengingatkan saya dengan lima tahun yang lalu. iya, saat itu saya divonis oleh dokter bahwa saya tak akan hidup jauh-jauh dari obat lantaran suatu penyakit yang membuat berat badan saya menurun secara drastis dan tentu saja membuat mom sering kali menangis. maka dari itu, selama tiga tahun kegiatan rutin saya ialah menelan beberapa macam obat tiga kali dalam sehari. hingga akhirnya membuat berat badan saya naik hingga wajah saya susah dikenali lantaran terlalu gemuk, saya pun muak dan berhenti melakukannya. meski awalnya mom tak setuju, tapi dengan susah payah saya memberinya penjelasan dan meyakinkannya bahwa mulai saat itu saya akan baik-baik saja hingga seterusnya. dan terbukti, saat ini saya baik-baik saja meski tanpa obat-obat itu. setiap menelepon, mom selalu menanyakan hal yang sama. "apakah kau baik-baik saja?" "kalau merasa ada yang aneh segeralah ke dokter, nak!" tapi aku membenci dokter dan aroma rumah sakit. saya mengerti kekhawatiran mom, terlebih saat ini sudah hampir setahun saya tinggal jauh darinya.

iya, sudah hampir setahun saya tinggal di bogor dan anehnya saya baru merasakan suasana yang benar-benar bogor kemarin sore. maksud saya, bogor dikenal sebagai kota hujan dan kemarin sore saat saya dalam perjalanan pulang dan saat hujan baru saja berhenti, saya tiba-tiba merasa bahwa inilah yang saya cari dari bogor, udara dan aroma dari tanah serta rumput yang basah terasa sangat menyenangkan. ini merupakan pengalaman personal bagi saya, mengingat bahwa saya tak menyukai hujan sama sekali. namun saat ini saya seperti tersesat di sebuah kota yang mereka bilang kota hujan dan akan terdengar egois jika saya mengatakan bahwa saya seakan tak membutuhkan siapa-siapa lagi. semoga saya tidak terlalu bodoh untuk menyimpan pemikiran itu terus menerus. saya pun mengerti bahwa siapa saja tak akan bisa hidup sendiri.