tentang kesukaan saya menulis surat, barangkali telah saya lakukan sejak saya masih berada di sekolah menengah pertama, tepatnya pada saat usia saya tiga belas atau empat belas tahun. saya ingat betul, surat pertama yang saya tulis adalah surat untuk seorang anak lelaki, teman sekolah, sekaligus kami bertetangga. seperti kebanyakan remaja pada umumnya, kau bisa menyebutnya "cinta monyet" semacam perasaan suka kepada lawan jenis yang seumuran denganmu. namun semakin lama, ketika saya berada di sekolah menengah atas, saya berpikir bahwa itu bukan cinta. lantaran saat itu kami masih terlalu dini untuk mengerti hal-hal semacam itu. yang saya tahu ialah saya menyukai anak lelaki itu dan entah, apakah dia juga menyukai saya atau tidak.
ketika di usia remaja, saya merupakan tipe anak perempuan yang lebih banyak diam, pemalu, dan tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan. bukan hanya kepada anak lelaki itu, namun juga kepada mom dan dad saya pun kerap malu untuk mengutarakan keinginan. maka dengan selembar kertas yang saya robek dari buku catatan pelajaran di sekolah, saya menulis surat untuknya. kurasa, saat itu saya menulisnya dengan sangat jujur. namun dia tidak membalas surat saya, hanya terkadang ketika sore hari dia selalu berada di depan rumah saya. entah hanya berlalu mengendarai sepedanya atau berhenti dan diam beberapa saat. dan saya selalu mengintip apa yang dia lakukan dari balik gorden ruang tamu.
sejujurnya, saya merasa malu lantaran telah mengirim surat untuknya. berhari-hari saya tidak mengajaknya berbicara dan selalu menghindari jika berpapasan di sekolah. kau tahu, hal itu berlanjut hingga hari ini. setiap kali saya pulang ke rumah mom, bahkan ketika hari lebaran, saya tidak punya keberanian untuk menatapnya. kupikir, suatu hari saya akan mengajakya berbicara kembali. bertahun-tahun, setelah menulis surat untuk anak lelaki itu, membuat saya tidak pernah lagi melakukannya. bahkan untuk siapa pun.
namun, sejak setahun yang lalu saya sempat mengenal seorang lelaki bermata sayu, kupikir ini benar-benar cinta lantaran terasa sangat berbeda ketika saya berada di usia remaja. akhirnya saya memutuskan untuk menulis surat kembali. saya tidak memusingkan apakah surat itu akan dibaca atau tidak. terlebih saya merasa harus menulis apa saja untuk membuat perasaan saya menjadi lebih baik ketika terkadang hadir semacam hal-hal yang membuat hati saya gusar.
namun, sejak setahun yang lalu saya sempat mengenal seorang lelaki bermata sayu, kupikir ini benar-benar cinta lantaran terasa sangat berbeda ketika saya berada di usia remaja. akhirnya saya memutuskan untuk menulis surat kembali. saya tidak memusingkan apakah surat itu akan dibaca atau tidak. terlebih saya merasa harus menulis apa saja untuk membuat perasaan saya menjadi lebih baik ketika terkadang hadir semacam hal-hal yang membuat hati saya gusar.
di blog ini kau akan menemukan bahwa sudah hampir seratus surat telah kutulis untuknya. yang pada kenyataannya, satupun tak pernah dibaca oleh lelaki itu. miris, iya, lantaran dia tidak pernah menyukai segala hal yang kulakukan. saya sendiri tidak tahu sampai kapan saya akan menulis surat untuknya. namun, saya berharap agar selalu bisa dan akan terus menulis. saya akan menolak jika ada yang meminta saya untuk berhenti melakukannya.
ohsvgar