dengarlah nyanyian angin adalah buku pertama
haruki murakami (1979). berkisah tentang pemuda yang selama delapan belas hari
menghabiskan liburan musim panas tahun 1970. tidak ada kisah yang spesial dalam
buku ini, selama delapan belas hari kita hanya diajak memasuki dunia si “aku” yang
berjalan biasa-biasa saja dan tanpa konflik yang berat. dengan kata lain, buku
ini hanya menceritakan keseharian si “aku” di masa kini dan di beberapa bagian
juga menceritakan masa lalu. tidak dipungkiri, di buku ini, murakami menulis
dengan santai tetapi menggelitik serta mampu menusuk perasaan dengan
adegan-adegan yang kerap terjadi di keseharian; terkadang saya tersenyum-senyum
sendiri, manggut dan berakhir dengan perenungan.
"di mana pun tidak akan ada manusia yang tangguh. yang ada hanyalah manusia yang pura-pura tangguh." (hlm. 90)
si “aku” memiliki hidup yang datar-datar
saja; seorang mahasiswa biologi yang menyukai membaca buku (hanya) dari penulis
yang sudah meninggal karena katanya, karya pengarang yang masih hidup tidak ada
nilainya. dan ketika ditanya lebih lanjut, dia menjawab:
"sebab aku merasa bisa memaafkan banyak hal dari orang yang sudah mati." (hlm. 14)
setiap malam si “aku” memiliki rutinitas
menyemir sepatu ayahnya, dia juga memiliki seorang sahabat bernama nezumi.
nezumi adalah anak orang kaya yang tidak menyukai dan merasa muak menjadi kaya.
nezumi dan si “aku” bertemu pada musim semi di tahun mereka memasuki perguruan tinggi.
sebuah awal perjumpaan yang bisa dibilang tidak biasa karena mereka sama-sama
sedang mabuk dan sambil berkendara akhirnya menabrak pagar tanaman beserta
bunga-bunganya. meskipun di setiap bukunya murakami selalu bercerita tentang
kehidupan, tetapi kisah cinta juga tidak pernah hilang. kisah cinta ala
murakami tidak berlebihan, selalu santai, tidak menggebu dan juga tidak
memuakkan. di buku ini, si “aku” memiliki pacar yang manis yang uniknya hanya memiliki
sembilan jari tangan. sang pacar bekerja di sebuah toko musik yang menjual piringan
hitam; yang di akhir buku malah menggugurkan kandungan yang bukan anak si
“aku”.
dengarlah nyanyian angin juga mengisahkan
masa lalu si “aku” bersama beberapa perempuan yang pernah menjadi pacarnya.
kisah dari perempuan-perempuan ini berakhir dengan tidak biasa; ada yang mati
dengan cara menggantung diri di tengah hutan, ada pula yang menghilang begitu
saja, kemudian muncul kembali melalui cara-cara yang unik. selain itu, dari
beberapa buku murakami yang pernah saya baca (termasuk “dengarlah nyanyian angin”
ini) semuanya tidak jauh-jauh dari musik jazz yang selalu mengiringi kisah
tokoh-tokohnya. dan tidak jarang pula, setiap selesai membaca buku murakami,
saya malah ikut mendengarkan musik-musik jazz tersebut, kemudian membayangkan
adegan-adegan yang ada di buku.
"aku menyukai langit. langit tidak pernah membosankan untuk dipandang kapanpun juga, tapi saat tidak ingin dilihat ya tidak perlu dilihat." (hlm. 85)
meskipun saya kerap tidak memahami maksud
dari akhir tulisan murakami, tetapi proses membacanya selalu terasa spesial.
bahkan saya terkadang mengulur waktu agar supaya saya bisa
berlama-lama membacanya hehe. bagi saya,
tulisan haruki murakami tidak pernah mengecewakan, dan melalui buku ini saya
merasa bahwa saya memang tidak salah mengidolakannya sejak awal!
"kamu harus mendengarkan radio. kamu justru akan semakin terasing kalau membaca buku." (hal. 41)
dari kutipan di atas saya bisa menyimpulkan,
bahwa selain membaca buku, kau juga harus peka dengan sekitar. tidak semua hal bisa
ditemukan hanya dari buku, terkadang sesuatu yang berarti bisa ditemukan dari pengalaman
mendengar maupun melihat.
(beberapa waktu yang lalu, saya juga sempat
menonton sebuah film korea yang berjudul “burning”. dari awal menonton hingga film
selesai saya banyak berpikir “apakah film ini adalah adaptasi dari tulisan
murakami?” lantaran saya bisa merasakan bahwa karakter tokoh-tokohnya (terlebih
si tokoh utama) hingga kisah yang ada di film ini sangat khas murakami. di
akhir ceritanya pun kita diajak berpikir maksud film tersebut. ternyata memang
benar, “burning” adalah film yang diadaptasi dari cerita pendek karya murakami
yang berjudul “barn burning”.)
*.