26.8.18

// dengarlah nyanyian angin //



dengarlah nyanyian angin adalah buku pertama haruki murakami (1979). berkisah tentang pemuda yang selama delapan belas hari menghabiskan liburan musim panas tahun 1970. tidak ada kisah yang spesial dalam buku ini, selama delapan belas hari kita hanya diajak memasuki dunia si “aku” yang berjalan biasa-biasa saja dan tanpa konflik yang berat. dengan kata lain, buku ini hanya menceritakan keseharian si “aku” di masa kini dan di beberapa bagian juga menceritakan masa lalu. tidak dipungkiri, di buku ini, murakami menulis dengan santai tetapi menggelitik serta mampu menusuk perasaan dengan adegan-adegan yang kerap terjadi di keseharian; terkadang saya tersenyum-senyum sendiri, manggut dan berakhir dengan perenungan.


"di mana pun tidak akan ada manusia yang tangguh. yang ada hanyalah manusia yang pura-pura tangguh." (hlm. 90)

si “aku” memiliki hidup yang datar-datar saja; seorang mahasiswa biologi yang menyukai membaca buku (hanya) dari penulis yang sudah meninggal karena katanya, karya pengarang yang masih hidup tidak ada nilainya. dan ketika ditanya lebih lanjut, dia menjawab:

"sebab aku merasa bisa memaafkan banyak hal dari orang yang sudah mati." (hlm. 14)

setiap malam si “aku” memiliki rutinitas menyemir sepatu ayahnya, dia juga memiliki seorang sahabat bernama nezumi. nezumi adalah anak orang kaya yang tidak menyukai dan merasa muak menjadi kaya. nezumi dan si “aku” bertemu pada musim semi di tahun mereka memasuki perguruan tinggi. sebuah awal perjumpaan yang bisa dibilang tidak biasa karena mereka sama-sama sedang mabuk dan sambil berkendara akhirnya menabrak pagar tanaman beserta bunga-bunganya. meskipun di setiap bukunya murakami selalu bercerita tentang kehidupan, tetapi kisah cinta juga tidak pernah hilang. kisah cinta ala murakami tidak berlebihan, selalu santai, tidak menggebu dan juga tidak memuakkan. di buku ini, si “aku” memiliki pacar yang manis yang uniknya hanya memiliki sembilan jari tangan. sang pacar bekerja di sebuah toko musik yang menjual piringan hitam; yang di akhir buku malah menggugurkan kandungan yang bukan anak si “aku”.

dengarlah nyanyian angin juga mengisahkan masa lalu si “aku” bersama beberapa perempuan yang pernah menjadi pacarnya. kisah dari perempuan-perempuan ini berakhir dengan tidak biasa; ada yang mati dengan cara menggantung diri di tengah hutan, ada pula yang menghilang begitu saja, kemudian muncul kembali melalui cara-cara yang unik. selain itu, dari beberapa buku murakami yang pernah saya baca (termasuk “dengarlah nyanyian angin” ini) semuanya tidak jauh-jauh dari musik jazz yang selalu mengiringi kisah tokoh-tokohnya. dan tidak jarang pula, setiap selesai membaca buku murakami, saya malah ikut mendengarkan musik-musik jazz tersebut, kemudian membayangkan adegan-adegan yang ada di buku.

"aku menyukai langit. langit tidak pernah membosankan untuk dipandang kapanpun juga, tapi saat tidak ingin dilihat ya tidak perlu dilihat." (hlm. 85)

meskipun saya kerap tidak memahami maksud dari akhir tulisan murakami, tetapi proses membacanya selalu terasa spesial. bahkan saya terkadang mengulur waktu agar supaya saya bisa
berlama-lama membacanya hehe. bagi saya, tulisan haruki murakami tidak pernah mengecewakan, dan melalui buku ini saya merasa bahwa saya memang tidak salah mengidolakannya sejak awal!


"kamu harus mendengarkan radio. kamu justru akan semakin terasing kalau membaca buku." (hal. 41)

dari kutipan di atas saya bisa menyimpulkan, bahwa selain membaca buku, kau juga harus peka dengan sekitar. tidak semua hal bisa ditemukan hanya dari buku, terkadang sesuatu yang berarti bisa ditemukan dari pengalaman mendengar maupun melihat.

(beberapa waktu yang lalu, saya juga sempat menonton sebuah film korea yang berjudul “burning”. dari awal menonton hingga film selesai saya banyak berpikir “apakah film ini adalah adaptasi dari tulisan murakami?” lantaran saya bisa merasakan bahwa karakter tokoh-tokohnya (terlebih si tokoh utama) hingga kisah yang ada di film ini sangat khas murakami. di akhir ceritanya pun kita diajak berpikir maksud film tersebut. ternyata memang benar, “burning” adalah film yang diadaptasi dari cerita pendek karya murakami yang berjudul “barn burning”.)

*.