14.4.18

// aroma karsa  //


cerita “aroma karsa” diawali dengan kisah raras yang dititipkan amanah oleh sang eyang putri untuk menemukan puspa karsa (yang disebut-sebut sebagai bunga ajaib). lantas, pada bab-bab awal, saya merasa terlalu banyak drama yang bermunculan; tentang kisah cinta tanaya suma dan arya, dan juga sifat tanaya suma yang kekanak-kanakan terhadap jati wesi.


ketika sampai di halaman 400-an, seiring dengan beberapa rahasia terungkap, saya seperti malas untuk melanjutkan, karena saya menduga bahwa kira-kira ceritanya seperti ini; misi pertama raras menemukan puspa karsa gagal, malah menemukan hal lain, yaitu anung dan istrinya bersama dua bayi dari desa dwarapala (tempat di mana puspa karsa berada) terjebak di dunia manusia karena sebuah serangan pada misi tersebut.


kemudian, seorang raras tidak akan berhenti mencari sang bunga ajaib. oleh raras, anung dimasukkan (dan disembunyikan) di sebuah penjara dengan tuduhan membunuh istrinya, dan raras mengambil kedua bayi tersebut dan meminta si nurdin dan khalil untuk merawat bayi yang satu (jati wesi), dan raras merawat yang satunya lagi (tanaya suma), dengan tujuan kelak menggunakan mereka demi menuntaskan ambisinya menemukan puspa karsa, yang sebelumnya gagal. Namun, terlepas dari dugaan itu, saya yakin masih ada rahasia lain yang lebih menarik yang membuat saya akhirnya bersemangat melanjutkan membaca. seperti halnya sebuah pertanyaan “apakah dengan menggunakan jati wesi dan tanaya suma yang (mungkin saja) merupakan titisan puspa karsa membuat raras berhasil menemukan si bunga ajaib?”


pada bab-bab yang lebih mengundang rasa penasaran ketika dimulainya pencarian puspa karsa di gunung lawu, saya seolah menonton laga kolosal. namun, dengan piawai dee lestari menyuguhkan kisah yang memikat serupa dongeng, dan berhasil menutup kisah puspa karsa dengan ending yang mengejutkan ๐Ÿ‘


terakhir, tentang sampul; that’s so beautiful, that’s so me; dengan gambar yang didominasi bunga dan daun ๐Ÿ’— hanya saja, saya merasa ukuran font dan spasi yang digunakan dalam buku sedikit kebesaran, yang mengakibatkan jumlah lembarannya juga banyak, sehingga pada akhirnya buku menjadi terlalu tebal dan sedikit susah dibawa ke mana-mana. hehe…

*.